Penyebab Kanker Payudara: Faktor Risiko dan Pencegahannya

Kesehatan151 Views

Kanker payudara, atau sering disebut kanker “nenen”, merupakan salah satu jenis kanker paling umum yang menyerang wanita di seluruh dunia. Kanker ini berkembang ketika sel-sel di payudara tumbuh secara tidak terkendali, membentuk tumor yang dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya jika tidak ditangani. Mengetahui penyebab dan faktor risiko kanker payudara sangat penting untuk memahami cara mencegahnya dan penanganannya.

Faktor Risiko Kanker Payudara

Penyebab pasti kanker payudara belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor risiko telah diketahui dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit ini. Berikut beberapa faktor risiko kanker payudara yang perlu diperhatikan:

a. Penyebab Kanker Payudara: Usia

Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kasus kanker payudara terjadi pada wanita di atas usia 50 tahun. Oleh karena itu, penting bagi wanita yang berusia lanjut untuk rutin melakukan pemeriksaan payudara.

b. Penyebab Kanker Payudara: Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga

Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara, terutama ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ini. Gen yang diwariskan seperti BRCA1 dan BRCA2 diketahui berperan dalam peningkatan risiko kanker payudara.

c. Penyebab Kanker Payudara: Hormon Reproduksi

Paparan hormon estrogen dan progesteron yang berlangsung lama dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Faktor-faktor seperti menstruasi dini (sebelum usia 12 tahun), menopause terlambat (setelah usia 55 tahun), dan penggunaan terapi hormon pasca-menopause dapat berkontribusi terhadap peningkatan risiko ini.

d. Penyebab Kanker Payudara: Gaya Hidup

Beberapa aspek gaya hidup juga dapat mempengaruhi risiko kanker payudara:

  • Konsumsi Alkohol: Konsumsi alkohol secara berlebihan diketahui meningkatkan risiko kanker payudara.
  • Obesitas: Wanita yang mengalami kelebihan berat badan setelah menopause memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara karena produksi estrogen meningkat di jaringan lemak.
  • Aktivitas Fisik: Kurangnya aktivitas fisik bisa berkontribusi pada risiko lebih besar terkena kanker payudara.

e. Paparan Radiasi

Paparan radiasi pada area dada, terutama saat usia muda, dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Wanita yang menjalani pengobatan radiasi untuk penyakit seperti limfoma pada masa remaja memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker payudara di kemudian hari.

f. Riwayat Kesehatan Reproduksi

Wanita yang belum pernah hamil atau yang memiliki anak pertama setelah usia 30 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang melahirkan pada usia muda.

Gejala Kanker Payudara yang Harus Diwaspadai

Selain mengetahui faktor risiko, penting juga untuk memahami gejala-gejala kanker payudara sehingga dapat dideteksi sejak dini. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai:

a. Benjolan di Payudara atau Ketiak

Terasa keras, tidak nyeri, dan tidak bergerak saat disentuh bisa menjadi tanda awal kanker payudara. Benjolan ini biasanya ditemukan di salah satu payudara atau di sekitar ketiak.

b. Perubahan Ukuran atau Bentuk Payudara

Jika Anda memperhatikan perubahan dalam bentuk atau ukuran payudara yang tidak biasa, ini bisa menjadi tanda peringatan kanker payudara. Payudara mungkin tampak lebih besar, lebih kecil, atau terlihat asimetris dibandingkan sebelumnya.

c. Kulit Payudara yang Merah atau Berkerut

Kulit yang tampak kemerahan, bersisik, atau berkerut (seperti kulit jeruk) di area payudara bisa menjadi gejala dari kanker payudara. Perubahan tekstur ini menunjukkan adanya peradangan atau gangguan di bawah permukaan kulit.

d. Puting Susu yang Keluar Cairan

Jika puting Anda mengeluarkan cairan yang tidak biasa, terutama jika cairan tersebut berdarah atau berwarna kekuningan, ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada saluran susu atau jaringan di sekitarnya.

e. Nyeri di Payudara

Meskipun nyeri payudara lebih sering dikaitkan dengan perubahan hormonal, nyeri yang berlangsung lama dan tidak hilang bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius, seperti kanker payudara.

Pencegahan Kanker Payudara

Meskipun tidak semua faktor risiko kanker payudara dapat dihindari, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini.

a. Menjaga Berat Badan Sehat

Kelebihan berat badan, terutama setelah menopause, dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Mengatur pola makan yang sehat dan berolahraga secara teratur dapat membantu menjaga berat badan ideal.

b. Berolahraga Secara Teratur

Aktivitas fisik yang rutin dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara. Cobalah untuk berolahraga setidaknya 150 menit seminggu dengan intensitas sedang, seperti berjalan cepat, berenang, atau bersepeda.

c. Mengurangi Konsumsi Alkohol

Batasi konsumsi alkohol karena minum alkohol dalam jumlah berlebihan diketahui berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Disarankan untuk tidak minum lebih dari satu gelas alkohol sehari.

d. Menyusui

Bagi wanita yang mampu, menyusui anak dapat membantu melindungi dari kanker payudara. Semakin lama Anda menyusui, semakin besar efek perlindungan ini.

e. Rutin Melakukan Pemeriksaan Payudara

Melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan serta menjalani mamografi secara rutin sesuai anjuran dokter dapat membantu mendeteksi kanker payudara pada tahap awal, sehingga peluang pengobatan berhasil akan lebih tinggi.

f. Hindari Terapi Hormon Jangka Panjang

Terapi hormon untuk menopause sebaiknya dihindari dalam jangka panjang karena dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Diskusikan alternatif terapi dengan dokter Anda.

Kesimpulan

Kanker payudara merupakan penyakit serius yang dapat mempengaruhi kualitas hidup wanita. Dengan memahami faktor-faktor risiko dan gejala awal, Anda dapat lebih waspada dan melakukan langkah pencegahan yang diperlukan. Penting untuk menjalani gaya hidup sehat, menjaga berat badan, berolahraga, serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi tanda-tanda kanker payudara sedini mungkin.